Waspadai, 8 Tanda Ban Mobil Rusak Dan Perlu Secepatnya Diganti

Waspadai, 8 Tanda Ban Mobil Rusak Dan Perlu Secepatnya Diganti

Ban mobil merupakan satu-satunya komponen mobil yang langsung bersentuhan dengan permukaan jalan. Namun masih banyak pemilik kendaraan yang meremehkan keberadaan dan fungsi ban yang sangat penting tersebut. Seringkali, sekedar tekanan angin ban saja masih banyak pengemudi yang mengabaikan, apalagi sampai memperhatikan kondisi fisik ban mobil. Padahal, dampaknya bisa sangat fatal, kecelakaan sering terjadi diakibatkan kondisi ban mobil yang sudah rusak dan aus, sehingga mudah menyebabkan terjadinya pecah ban. Untuk itu, seperti komponen mobil lainnya, maka diperlukan pemeriksaan rutin guna mengetahui kondisi dan kesiapannya sebelum melakukan perjalanan dengan mobil.

Tri Ari Yanto, General Service Advisor di bengkel Zaini Auto Motor, menjelaskan, “Ban mobil bukan hanya sebagai komponen penggerak mobil, namun juga berperan bagi keselamatan, keiritan konsumsi bahan bakar, kenyamanan penumpang, ketahanan komponen kaki-kaki mobil dan lain sebagainya. Seringkali karena kelalaian, pengemudi tidak melakukan inspeksi rutin pada ban mobil, sehingga berakibat fatal seperti terjadi pecah ban saat melaju di jalan tol.”

Untuk mengatisipasi terjadinya pecah ban yang membuat mobil bisa terguling tak terkendali dan berakibat kecelakaan fatal. Maka terkait hal itu, pengemudi perlu mengetahui beberapa tanda ban mobil yang telah rusak dan secepatnya harus diganti, antara lain:

1. Muncul Retak Pada Sidewall Dan Kembangan Ban Mobil

Pemilik mobil dapat memeriksa sendiri secara visual ada tidaknya retak pada dinding samping (sidewall) dan permukaan kembangan ban. Retak pada permukaan kembangan ban dan dinding ban, tidak hanya terjadi pada ban yang sudah aus atau botak saja. Retak pada ban bisa jadi akibat kualitas ban yang jelek atau pengaruh cuaca.

Misalnya mobil yang selalu di parkir di tempat terbuka, sehingga ban mobil terpapar panas sepanjang siang hari, dan suhu dingin sepanjang malam, secara terus menerus. Sehingga ban tersebut menjadi rusak atau mudah rapuh sebelum umur semestinya. Namun, pada umumnya retak pada dinding ban dan permukaan kembangan ban akibat tekanan angin yang berlebihan ataupun kekurangan tekanan. Selain itu beban berlebihan juga dapat menyebabkan retak pada sisi dinding ban.

“Ban dengan tekanan udara yang tepat akan mengoptimalkan distribusi beban kendaraan, terutama saat menikung. Akselerasi mobilpun tidak akan terhambat akibat terjadi rolling resistance dari ban, dan kerja pengereman mobil juga bisa maksimal. Sebaiknya lakukan pemeliharaan ban secara rutin dengan menjaga tekanan anginnya, memarkir mobil di tempat tertutup, dan membersihkan ban. Selain itu memberi cairan khusus ban, dipercaya bisa membantu menjaga kelenturan ban dan menjaga keawetan ban.” ujar Tri Ari Yanto ketika diwawancarai di Bengkel Zaini Auto Motor belum lama ini.

Bila telah terjadi retak pada sidewall (dinding ban) atau permukaan ban, maka jangan diabaikan dan terus digunakan sehari-hari. Karena mungkin saja akan bermasalah ketika perjalanan, misalnya terjadi kebocoran dan yang paling fatal bisa meletus (pecah ban) sewaktu-waktu. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tak diinginkan, lebih baik segera menggantinya dengan ban baru.

2. Aus Pada Kembangan Ban

Kondisi ban mobil yang baik, biasanya memiliki kualitas dan daya cengkram yang kuat saat menapak di permukaan jalan. Tetapi bila kondisi ban mobil sudah aus atau botak, maka ban akan mengalami penurunan daya cengkramnya terhadap permukaan jalan. Sehingga berpengaruh pula pada kontrol laju mobil dan pengeremannya.

Kondisi ban seperti ini sangat berbahaya bila terus digunakan, apalagi bila mobil dipacu dengan kecepatan tinggi dan melewati jalan licin atau basah. Daya cengkram ban terhadap permukaan jalan sudah pasti jauh berkurang, dan bisa menyebabkan mobil mudah tergelincir. Khawatirnya bila terus dipakai, dalam kondisi yang sudah gundul, botak atau rusak, bisa memicu terjadinya kecelakaan di jalan, entah karena kehilangan traksi dengan aspal atau ban pecah.

Perhatikan kondisi kembangan ban, bila masih terlihat tebal dan utuh, maka kondisi ban terbilang aman. Jika kembangan ban terlihat halus atau botak, maka sudah semestinya ban segera diganti baru, demi keselamatan selama perjalanan. Ada alat khusus untuk mengukur ketebalan kembangan ban yang disebut tire tread depth gauge. Namun bila Anda tidak punya, segera saja sambangi bengkel mobil terdekat atau bengkel khusus ban terdekat.

3. Perhatikan Usia Ban Mobil

Setiap komponen kendaraan mempunyai batas usia pakai, termasuk pada ban mobil. Seiring berjalannya waktu, kondisi ban mobil yang berbahan utama karet tentunya akan rentan getas dan kelenturannya akan mengalami penurunan. Tak hanya itu, daya cengkram ke aspal juga berkurang sehingga ban tidak lagi dalam performa maksimalnya.

Meskipun mobil jarang dipakai selama bertahun-tahun, tak menutup kemungkinan akan mengeras sehingga daya arbsorbsi atau daya serap terhadap benturan menjadi berkurang. Pemilik mobil tidak serta merta perlu mengabaikan mengganti ban, karena menganggap kondisinya masih tebal. Pada umumnya, produsen ban merekomendasikan usia pemakaian ban selama 3-5 tahun.

4. Perhatikan Jarak Tempuh Mobil

Jarak tempuh maksimal sebuah mobil yang digunakan secara rutin dan dalam pemakaian normal, biasanya berkisar antara 35.000 – 40.000 km. Sebaiknya ban mobil segera diganti baru bila mobil telah menempuh jarak 40.000 km, meskipun usia ban belum mencapai 3 tahun.

“Biasanya ban mobil yang telah menempuh jarak yang cukup jauh akan mengalami keausan, meskipun kelenturan pada ban masih terbilang bagus. Misalnya, mobil sering menempuh perjalanan jauh, sehingga dalam waktu 2 tahun jarak tempuhnya sudah mencapai 50.000 km. Padahal, untuk pemakaian normal, pada umumnya per tahun mobil menempuh jarak sekitar 15.000 – 20.000 km. Sehingga untuk jarak tempuh 40.000 km akan tercapai dalam waktu sekitar 2 hingga 3 tahun.” ujar Tri Ari Yanto ketika ditemui di Bengkel Zaini Auto Motor.

Selain itu, mobil yang sering melalui jalan yang rusak dan berlubang, biasanya kondisi ban juga akan lebih cepat rusak dibandingkan pemakaian pada jalan normal. Untuk itu, pemilik mobil dituntut untuk lebih rutin memeriksa kondisi setiap ban, agar terhindar dari masalah ketika di perjalanan.

5. Perhatikan Tanda Tread Wear Indicator Ban

“Pada semua ban dilengkapi dengan tanda keausan ban, apabila tanda tersebut sudah mendekati atau sama dengan permukaan ban sebaiknya dilakukan penggantian ban. Tanda keausan ban dinamakan TWI (Thread Wear Indicator), yang berupa simbol segitiga pada dinding ban (sidewall). Selain simbol segitiga TWI, pada ban juga terdapat tonjolan kecil di sela-sela bagian tengah kembangan ban (grooves). Setidaknya, minimal ada enam buah tanda TWI yang menunjukkan batas keausan sebuah ban,” jelas Tri Ari Yanto di Bengkel Zaini Auto Motor.

Tanda segitiga TWI (Tread Wear Indicator) pada umumnya terletak di batas terbawah kembangan ban dan tonjolan karet di sela kembangan ban (grooves). Jika tanda TWI ini sudah mulai terkikis dan menyentuh permukaan jalan, berarti kondisi ban telah menipis dan sudah waktunya diganti baru. Kondisi seperti ini tentunya tidak bisa diabaikan dan ditawar lagi demi keselamatan selama di jalan.

Berdasarkan keterangan Goodyear Indonesia, hampir 60% pengemudi mengendarai mobil dengan kondisi ban yang sudah tidak layak dan perlu segera diganti. Hal ini diketahui dari pemeriksaan sisa ketebalan telapak permukaan ban menggunakan alat Tire Tread Depth Gauge atau Tread Depth Indicator (TDI). Dari pemeriksaan tersebut didapati kenyataan bahwa kebanyakan ban mobil telah berada di garis kuning. Hal ini menandakan bahwa ketebalan telapak ban hanya bersisa antara 2-3 milimeter lagi sebelum akhirnya permukaan jalan bersentuhan dengan carcass ban (radial piles). Tentu hal ini merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi keselamatan pengendara dan penumpang mobil. Batas minimal ketinggian telapak ban (tread area) yakni 1.6 mm diukur berdasarkan kondisi permukaan ketebalan telapak yang rata dengan tanda TWI.

6. Muncul Benjolan Pada Ban

Seiring usia dan kondisi pemakaian ban, maka bagian luar dan dalam ban akan semakin lemah. Meskipun tidak pasti terjadi pada semua ban, timbulnya benjolan pada sisi kembangan atau dinding ban bisa saja terjadi. Ban yang benjol dapat dirasakan dari getaran saat berjalan, atau terasa bergelombang saat mobil berjalan. Penyebab ban benjol bisa karena beberapa kondisi. Misalnya, mobil sering digunakan untuk mengangkut beban yang berlebihan, sehingga beberapa bagian ban harus menanggung beban lebih berat dari bagian lain. Hal ini akan sangat berdampak pada ban yang sudah berumur, yang bisa berakibat ban mengalami perubahan bentuk.

Ban benjol juga bisa disebabkan karena tekanan angin yang sering kurang dari standar dan pengisian tekanan angin yang terlalu berlebihan. Mobil yang sering melewati jalanan rusak dan berlubang dengan kecepatan tinggi juga dapat membuat ban benjol. Pada kondisi tertentu beban ban menjadi tidak seimbang, hingga akhirnya menyebabkan anyaman penguat ban (cap plies dan steel belts) menjadi putus. Sehingga bila terus dibiarkan, benjol yang terjadi pada tapak dan dinding ban bisa semakin besar. Hal ini membuat ban rawan pecah karena ada beberapa bagian ban yang tidak lagi kuat menahan beban kendaraan dan tekanan angin.

“Jika sudah muncul benjolan pada ban, berarti ketahanan ban sudah tidak seragam. Benjolan pada ban merupakan pertanda ada anyaman benang (cap plies) dan kawat penguat konstruksi ban (steel belts) yang putus. Jika diibaratkan pembuluh darah manusia, tekanan darah berlebihan bisa saja berakibat pecahnya pembuluh darah, hal serupa juga bisa terjadi pada ban. Sebaiknya segera ganti dengan ban baru,” ujar Tri Ari Yanto di Bengkel mobil Zaini Auto Motor.

7. Terjadi Heel Toe Wear Pada Ban Mobil

Heel toe wear merupakan kondisi ban dimana salah satu sisi kembangan / tapak ban seperti terangkat. Dan ditandai dengan terjadinya keausan pada satu sisi blok kembangan ban yang lebih cepat dari sisi lainnya dalam arah melingkar. Heel toe wear menyebabkan profil kembangan ban membentuk bagian yang landai dan tajam pada kedua sisi yang berbeda. Saat kita meletakkan tangan di atas tapak kembangan ban, maka akan terasa seperti gigi gergaji dan akan terlihat jelas saat dipandang dari samping.

Heel toe wear biasanya terjadi pada bagian shoulder ban, yakni sisi tepi ban yang menjadi penghubung antara bagian telapak kembangan ban dengan bagian sidewall. Heel toe wear sering disebabkan oleh penyetelan toe positif (toe in) atau toe negatif (toe out) yang berlebihan. Jika ban mobil Anda mengalami salah satu dari pola keausan yang tidak biasa ini, maka mobil wajib diperiksa wheel alignment-nya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyelaraskan kembali posisi roda-roda mobil, atau lebih populer disebut spooring roda mobil.

“Mobil yang telah mengalami ketidaksejajaran (misalignment) pada roda-rodanya juga dapat menimbulkan konsekuensi pada kinerja kendaraan secara keseluruhan. Misalnya, mobil yang menarik ke salah satu sisi, atau mengarahkan tidak menentu, mungkin saja memiliki masalah pada keselarasan roda-roda (wheel alignment). Melakukan pemeriksaan wheel alignment merupakan langkah yang tepat untuk mencegahan keausan ban dan terjadinya heel toe wear.” kata Tri Ari Yanto dikeramaian Bengkel Zaini Auto Motor.

Faktor dari luar kendaraan, seperti jalan yang rusak, bebatuan, dan jalan berlubang bisa menyebabkan kondisi tersebut. Kebiasaan mengemudi dengan gaya akselarasi dan pengereman yang berlebihan juga dapat membuat profil kembangan ban seperti terangkat. Misalnya, mobil dipacu dengan kecepatan tinggi di jalan yang tidak rata, sehingga sering mengerem cukup keras di jalanan tersebut. Akibat pengerem di medan seperti ini, maka kembang-kembang ban terangkat karena tertarik secara paksa. Heel toe wear juga bisa disebabkan karena bushing suspensi, bearing roda dan ball joint yang sudah aus dan rusak. Kondisi ini akan menyebabkan ban cepat aus dan ketahanannya berkurang, sebaiknya diganti dengan ban baru.

8. Ban Bersuara Gemuruh

Salah satu permasalahan yang akan terjadi pada ban mobil yang memiliki usia pemakaian lebih dari 3 tahun atau telah menempuh jarak 40.000 km, yakni timbul bunyi gemuruh pada roda. Penyebab bunyi tersebut bermacam-macam, salah satunya adalah ban yang bergelombang. Biasanya bunyi tersebut terdengar ketika mobil sedang melaju di jalan bebas hambatan atau jalan tol.

Bunyi dengungan itu biasanya terdengar hingga ke kabin, dan itu akan mengganggu performa mobil hingga kenyamanan penumpang di kabin mobil. Ban yang baik adalah ban yang punya permukaan kembangan ban yang rata, atau tidak memiliki tonjolan atau gelombang. Karena ban yang bergelombang, akan menyebabkan ban mobil berputar tidak stabil dan bergetar ketika mobil dijalankan. Getaran pada ban tentunya akan menimbulkan suara gemuruh saat mobil melaju pada kecepatan lebih dari 40 km/jam di jalan raya.

Perawatan Dan Penggantian Ban Rusak

Pemilik kendaraan wajib hukumnya menaruh perhatian lebih pada komponen ban mobil. Pemeriksaan kondisi ban mobil perlu dilakukan dengan rutin, sehingga cepat diketahui apakah masih layak digunakan atau harus secepatnya diganti. Bila menemukan 8 tanda atau indikator di atas, sebaiknya segera ganti ban dengan yang baru. Khawatirnya bila terus dipakai, dalam kondisi yang sudah gundul, aus atau rusak, bisa memicu terjadinya kecelakaan saat perjalanan. Entah disebabkan ban kehilangan traksi karena menurunnya daya cengkram ban terhadap permukaan jalan, atau terjadi pecah ban saat melaju pada kecepatan tinggi.

“Kondisi ban mobil yang baik, biasanya memiliki kualitas dan daya cengkram yang kuat saat menapak di permukaan jalan. Tetapi bila sudah tidak layak pakai, ban akan mengalami penurunan daya cengkramnya terhadap permukaan jalan. Kondisi ban seperti ini sangat berbahaya bila terus digunakan, apalagi jika berkendara di jalan yang basah atau licin. Jika daya cengkram ban mobil sudah mengalami penurunan, atau kembangan ban telah melewati TWI, tingkat kenyamanan dan keselamatan berkendara pasti juga akan semakin berkurang. Kondisi ban seperti ini jika tetap dipaksakan berjalan berpotensi mengalami masalah pecah ban, maka ada baiknya segera ganti dengan yang baru.” jelas Tri Ari Yanto di Bengkel mobil Zaini Auto Motor.

Banyak faktor yang bisa membuat ban menjadi penyebab utama kecelakaan. Intinya, harus rutin soal perawatan dan penggantian ban sesuai kondisi dan rekomendasi pabrikan. Agar perjalanan tetap lancar dan aman, maka sebaiknya perhatikan kondisi ban mobil Anda terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan. Caranya sederhana, hanya dengan melihat tanda keausan ban, kondisi fisik ban dan tekanan ban. Saat melakukan penggantian ban, perhatikan usia ban atau kode tahun ban tersebut pertama kali diproduksi. Meskipun dalam kondisi baru dan bagus, jika usia ban sudah mencapai 10 tahun, ban bisa dibilang sudah kadaluarsa. Mengapa? Seiring waktu, kondisi lingkungan tempat penyimpanan ban akan mempengaruhi fleksibilitas karet ban dan ban akan cenderung mengeras.

Stay Connected

Model Terpopuler

AVANZA
5 Type
Dilihat: 3440x
RUSH
8 Type
Dilihat: 3273x

Slide Model

Jejak Pengunjung

76336
Hari ini : 27
Kemarin : 79
Bulan ini : 1140
Who's Online : 1